17 August, 2012

menangislah karena kau tak bisa menangis..

Sudah menjadi sebuah hal yang alami jika seorang manusia ingin berpindah dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain, sudah menjadi hal yang wajar jika seorang manusia selalu merasa serba lemah, tak mampu melakukan semua yang dia inginkan, dan sudah menjadi sebuah kepastian bahwa ada sesuatu yang lebih dari seorang manusia, sesuatu Yang Maha Kuasa, Yang Maha Menciptakan serta Yang Maha Besar.
Ketika sebuah penyesalan menghampiri, mengingatkan atas setiap kelemahan-kekurangan kepada seorang insan, dalam lubuknya ia ingin merubahnya, ia ingin berubah menjadi lebih baik. Keinginan atas perubahan ini saja tak cukup untuk menjadikannya lebih baik. Namun tentu saja hal ini menjadi modal dasar dalam perubahan tersebut.
Sehingga muncul matahari dari timur, sebuah azzam, tekad yang muncul atas penyesalan yang menghampiri itu. Tekad yang bulat dibutuhkan mengatasi setiap keraguan, keputusasaan, ketidakpercayaan, akan secercah cahaya kebangkitan yang senantiasa mengingatkan akan satu sifat manusia yang tak bisa lepas, yaitu lupa. Bukan tekad yang akan tenggelam, bukan tekad yang akan padam.
Orang tahu bahwa sambal itu pedas, namun orang seakan lupa bahwa itu pedas, ia tak henti-hentinya untuk terus mencobanya. Bukan karena ia tak tahu, namun ia tak mau tahu, ia tak peduli atas resiko yang akan diambil. Yang ia pikirkan hanya saat itu, tanpa koma. Dan bukan orang seperti ini yang dimaksud.
Bertobatlah.....
Menangislah, jika kau tak bisa maka menangislah karena kau tak bisa menangis..

0 komentar:

Post a Comment

terima